[nasyid][slideshow]

Masjid Al Bataki: Simbol Persatuan Muslim Batak di Balikpapan

Kota Balikpapan kembali mencatatkan momen penting dalam sejarah kerukunan umat beragama dan kebudayaan Nusantara. Kali ini, komunitas Batak Muslim yang tergabung dalam Persadaan Batak Muslim Saroha Balikpapan membangun Masjid Al Bataki Saroha. Masjid ini menjadi satu-satunya masjid yang dibangun oleh warga Batak Muslim di kota tersebut dan menjadi simbol kebanggaan serta identitas umat Islam dari suku Batak yang menetap di Kalimantan Timur.

Pembangunan Masjid Al Bataki Saroha tidak hanya dilihat sebagai langkah spiritual, tetapi juga sebagai perwujudan semangat gotong royong lintas marga. Ada enam marga Batak yang terlibat langsung dalam inisiatif ini, yakni marga Karo, Simalungun, Dairi, Toba, Simangkola, dan Mandailing. Masing-masing marga diwakili oleh anggota komunitas yang aktif berkontribusi, menunjukkan bahwa persaudaraan dapat melampaui perbedaan subkultur.

Ketua Persadaan Saroha Kota Balikpapan, H. Ramadan Sayo Harahap, menjelaskan bahwa masjid ini dibangun untuk menjawab kebutuhan rohani warga Batak Muslim sekaligus menjadi tempat penguatan silaturahmi dan pembinaan keagamaan. Menurutnya, keberadaan masjid ini adalah bukti nyata partisipasi warga Batak Muslim dalam membangun kota Balikpapan.

Dalam suasana Idulfitri 1446 H, komunitas ini juga mengadakan acara Halal Bihalal bertema Perkuat Silaturahmi Dengan Semangat Kebersamaan dan Kekeluargaan Serta Saling Memaafkan di Hari yang Fitri. Acara ini berlangsung meriah di Aula Gedung Serbaguna Kelurahan Gunung Bahagia, Kecamatan Balikpapan Selatan, pada Minggu, 27 April 2025.

Acara dibuka dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an dari surah Ali-Imran ayat 133–135 oleh Ahmad Al Farizy, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu daerah O Tano Batak. Setelah itu, sambutan demi sambutan disampaikan oleh para tokoh Batak Muslim, termasuk H. Ramadan Sayo Harahap dan Hatobangon H. Zainal Arifin Lubis.

Dalam tausiyahnya, Ustad Muhammad Sanusi menyampaikan pentingnya menjaga silaturahmi sebagai jalan pembuka rezeki dan pemanjang umur. Ia mengutip hadist Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa siapa yang ingin rezekinya dilapangkan dan umurnya dipanjangkan, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.

Lebih jauh, H. Zainal Arifin Lubis mengungkapkan bahwa kegiatan silaturahmi ini bukanlah hal baru. Tradisi ini sudah berlangsung sejak tahun 1960-an dan menjadi jembatan penghubung antara sesama Batak Muslim di rantau. Saat ini, komunitas Saroha Balikpapan sudah beranggotakan sekitar 500 orang, meskipun masih banyak yang belum terdata karena tersebar di berbagai pelosok kota.

Dalam Halal Bihalal tersebut, kehangatan semakin terasa saat panitia menyajikan beragam kuliner khas Batak. Menu yang dihidangkan antara lain daun ubi tumbuk, rendang daging, udang tauco, mie gomak, sambel kentang hati ayam, dan ikan rica-rica. Nuansa Batak kian kental terasa meskipun berada jauh dari kampung halaman.

Acara ditutup dengan tarian bersama menggunakan lagu “Sinanggar Tullo,” yang membuat seluruh peserta larut dalam kegembiraan. Tarian ini menjadi simbol perpaduan budaya dan agama yang hidup rukun dalam bingkai NKRI. Kegiatan tersebut kemudian ditutup dengan doa bersama dan momen saling bersalaman antar tamu dan panitia sebagai simbol maaf-memaafkan.

Menurut H. Ramadan Sayo Harahap, kehadiran Masjid Al Bataki Saroha juga menjadi bentuk nyata dari kontribusi masyarakat Batak Muslim terhadap pembangunan spiritual kota Balikpapan. Ia menyatakan bahwa anggota komunitas Saroha datang dari berbagai profesi dan latar belakang, namun disatukan oleh semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap agama.

Masjid Al Bataki Saroha dirancang tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan Islam, tempat pengajian anak-anak, diskusi keislaman, dan kegiatan sosial masyarakat. Harapannya, masjid ini dapat mencetak generasi muda Batak Muslim yang unggul dalam iman, ilmu, dan akhlak.

Di sisi lain, kehadiran masjid ini juga menjadi bukti bahwa identitas kebudayaan Batak tidak terhapuskan meskipun dalam konteks Islam. Justru nilai-nilai adat seperti gotong royong, musyawarah, dan kekeluargaan menjadi penguat dalam kehidupan beragama mereka.

Komunitas Batak Muslim Saroha berharap Masjid Al Bataki Saroha dapat menginspirasi warga Batak di perantauan lain untuk membangun masjid serupa. Semangat yang ditunjukkan oleh warga Saroha Balikpapan merupakan contoh bagaimana etnisitas dan agama dapat menyatu dalam keharmonisan.

Tidak hanya itu, pembangunan masjid ini diharapkan menjadi katalisator dalam mempererat hubungan antar suku dan agama di Balikpapan. Bahwa warga Batak, khususnya yang beragama Islam, adalah bagian penting dari pluralitas kota ini.

Walikota Balikpapan yang turut memberikan ucapan selamat melalui perwakilannya menyampaikan apresiasi atas peran komunitas Saroha dalam menjaga kerukunan umat beragama. Ia menyebut pembangunan Masjid Al Bataki Saroha sebagai bentuk kontribusi positif warga Batak dalam mendukung program pembangunan spiritual dan sosial kota.

Ke depan, komunitas Saroha juga berencana mengembangkan kegiatan sosial yang lebih luas, seperti santunan anak yatim, pelatihan keterampilan untuk pemuda, serta bantuan untuk warga kurang mampu. Semua ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial yang tumbuh dari nilai-nilai keislaman dan kebudayaan Batak.

Masjid Al Bataki Saroha kini berdiri sebagai bukti cinta dan komitmen warga Batak Muslim terhadap agama, budaya, dan tanah rantau. Di balik dinding-dindingnya yang megah, tersimpan semangat persatuan dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.

https://rri.co.id/daerah/1479193/jalin-silaturahmi-sesama-warga-batak-muslim-saroha-di-balikpapan

Tidak ada komentar:

Nasyid

[batak][stack]

Qasidah

[qasidah][grids]